• HOME
  • ABOUT
  • CONTACT

JACKPACKER.ID



  • Apakah kalian sudah pernah mendengar nama gunung ini sebelumnya?  Gunung ini terletak tepat di setelah Gunung Batur , Jika kalian pernah mendaki gunung Batur dan sampai ke puncaknya pasti akan melihat gunung Abang yang hanya dibatasi oleh Danau Batur. Selanjutnya soal namanya kenapa gunung ini beberapa orang menyebutnya gunung mati mungkin karena gunung ini lebih condong mirip seperti bukit yang tinggi menjulang dan juga tidak mempunya kawah yang dimiliki oleh gunung pada umumnya seperti Gunung Batur dan Gunung Agung tapi hal ini tidak juga mengurangi keindahan dari Gunung Abang ini .

    Jadi Gunung Abang ini terletak kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli dengan ketinggian 2152 mdpl gunung ini adalah gunung tertinggi ketiga di Bali setelah Gunung agung dan Gunung Batukaru. Nah kali ini saya akan berbagi sedikit pengalaman agar yang membaca punya gambaran bagamaina keadaan di gunung Abang dan tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai puncaknya.

    JELAJAH GUNUNG ABANG

    Saya berangkat dari Denpasar sekitar pukul 12 malam waktu setempat dengan 7 orang teman. Waktu yang diperlukan untuk mencapai kaki gunung Abang sekitar 2 jam jika jalanan lancar.  Kami berangkat menggunakan sepeda motor dengan kecepatan sedang untuk menghindari hal yang tidak diinginkan dan juga dengan bergantian untuk mengendarai motor agar tidak mengantuk di perjalanan selama menuju ke Gunung Abang.

    Saat mendekati daerah gunung Abang jalanan mulai berkelok dan berkabut sehingga harus cukup berhati-hati untuk melewati jalan ini.

    Pukul 2 waktu setempat kami tiba di pos pendakian Gunung Abang dengan selamat. Pada saat itu udara di kaki Gunung abang mencapai 15 derajat itu cukup membuat seorang manusia yang hidup di daerah tropis jadi menggigil. Saya menyarankan bagi kalian yang akan mendaki gunung ini menggunakan pakaian yang bisa menghangatkan tubuh.

    Setelah itu kami kembali memeriksa barang perlengkapan kami untuk mendaki .Tidak lupa kami juga menyempatkan diri untuk sembahyang di Pura yang ada disana agar selamat sampai dipuncak dan membeli beberapa cemilan di warung yang ada agar bisa menambah tenaga saat melakukan pendakian. Setelah semuanya siap kami melakukan pendataan diri di pos pendakian agar dianggap sebagai pendaki yang legal dan tidak dikenakan biaya apaun saat itu. Sekedar informasi saat itu hanya ada 2 kelompok pendaki termasuk kami yang akan melakukan pendakian karena mungkin saat itu masih sedikit yang mengetahui keberadaan gunung Abang.

    Sekitar pukul 02.30 kami berangkat bersamaan  dari pos pendakian gunung Abang dipandu oleh warga setempat yang hanya menemani kami sampai di pos kedua. Di awal perjalanan kami menyusuri jalan aspal dengan jurang yang berada di sebelah kirinya. 20 menit menyusuri jalan kami tiba di pos 2 yaitu sebuah pura dan kami melakukan persembahyangan disana.

    Dari pura itu kami melanjutkan perjalanan terus menyusuri hutan yang ada disana dengan keadaan gelap gulita yang hanya diterangi oleh senter yang kami gunakan . sekitar pukul 3 kami tiba di pura selanjutnya dan seperti biasa kami melakukan persembahyangan kembali dan setelah itu kami istirahat sebentar,serta memakan cemilan yang kami bawa untuk mengisi kembali tenaga yang cukup terkuras. 

    Diperjalan yang mulai naik kami menemukan hambatan karena saat itu baru habis hujan sehingga jalur pendakian menjadi sedikit licin . Saran untuk kalian yang ingin mendaki ingat membawa tongkat atau semacamnya untuk membantu kalian dalam keadaan seperti ini. Tapi kami terus melakukan perjalanan dengan semangat menolakmenyerah kami mendaki dengan cara berpengangan pada batu agar tidak terpeleset.

    suasana menuju matahari terbit dari puncak gunung abang.

    Akhirnya setelah 3 jam berlalu keringat , lelah dan tawa kami sedikit lagi menuju puncak gunung abang. Perjalanan cukup melelahkan karena seolah jalur pendakian ini membuat kami seperti memutari gunung sambil mendaki juga. 


    Dengan melawan semua rasa lelah dan kaki yang sudah berat kami tiba di puncak gunung abang. Dan pastinya kesan pertama saya saat mencapai puncak adalah indahnya awan-awan yang seolah berada diatas saya dan Gunung Batur di sebelahnya terasa lebih pendek dari Puncak Gunung Abang.

     pemandangan danau dan gunung batur dari gunung abang



    Ditemani juga dengan kicauan burung dan matahari yang mulai menunjukan sinarnya dari ufuk timur, kami melihat betapa indahnya karya Tuhan yang satu ini seperti lereng gunung dengan pohonnya yang berwarna sedikit kekuningan dan juga gumpalan awan yang menyapa kami di pagi itu.



    Setelah itu kami beristirat sejenak kembali sambil makan dan menikmati panorama gunung Abang yang sangat indah. Tentunya kami tidak lupa untuk mengabadikan momen saat di puncak Gunung Abang kala itu. Di Puncaknya juga terdapat seperti gapura dari bata yang berdiri tegak dan setelah kita melewatinya kita juga akan melihat beberapa pelinggih(tempat agama hindu menghaturkan sesajen atau banten).



    Setelah puas disana, kurang lebih jam 10 kami berbalik menuruni gunung untuk pulang. Nah dalam perjalanan pulang ini kami sempat beberapa kali terpelesat karena jalur pendakian yang sangat licin jadi sangat dianjurkan untuk berhati-hati disini.



    Akhirnya setelah perjalanan turun yang sedikit berbahaya pukul 12 waktu setempat kami tiba di parkiran dan bersiap pulang.

    I walk slowly, but i never walk backwards. -Abraham Lincoln-

    Sekian artikel kali ini semoga pengalaman saya tadi dapat bermanfaat bagi yang mungkin berminat mendaki atau melakukan kegiatan hiking dapat memberi gambaran seperti apa kegiatan tersebut.


    Continue Reading


    Buat kalian pecinta gunung atau kegiatan menantang,ataupun kalian bosan dengan perjalan biasa yang begitu-begitu saja tidak ada salahnya berkunjung ke gunung Batur. Gunung Batur adalah gunung aktif yang berada di Bali tepatnya di Kabupaten Bangli,Provinsi Bali. Nah,Gunung Batur ini dapat ditempuh 2 jam dari kota Denpasar menggunakan Mobil atau motor.

    Kali ini saya akan membagi pengalaman saya mendaki gunung batur yang saya lakukan beberapa tahun yang lalu.

    Jadi awal mulanya saya berangkat dari Seminyak menggunakan mobil yang keadaan siap yang sebenarnya siap tempur namun kami tetap melanjutkan perjalanan karena tekad pada saat itu sudah bulat untuk melakukan perjalanan ke gunung batur yang otomatis jadi pengalaman pertama saya untuk melaukan kegiatan mendaki dalam hidup saya. Saya berangkat kesana bersama 8 teman sekelas saya di SMA. Pastinya kami kami juga sudah mempersiapkan barang-barang bawaan untuk mendaki yang saya rasa cukup padahal kenyataan di perjalanan tidak :<

    mobil yang sangat berjasa.

    Kami berangkat dari Seminyak  pukul 2 siang dan Setelah diperjalanan sekitar 1 jam tiba-tiba mobil yang kami gunakan mogok,dan setelah ditelusuri penyebabnya ternyata radiatornya yang cepat panas. Menanggapi hal itu kami langsung mencari bengkel agar bisa memperbaiki radiotarnya. Setelah berhasil menumukan bengkel dan memperbaikinya kami melanjutkan perjalanan ke Gunung Batur.

    ketika menunggu dinginnya radiator mobil.

    Tapi akhirnya Mobil yang saya naiki kembali menyerah tepatnya di Depan Kejaksaan Bangli karena kembali mengalami masalah pada radiatornya . Namun saat terhenti disana terjadi kecelakaan yang membuat saya sedikit kaget,salah satu teman saya tidak sengaja membuka tutup radiator yang membuat air radiator didalamnya yang panas langsung menyembur keluar membasahi teman kami. Seketika kami pun berebutan keluar dari mobil dan teman saya menerima luka bakar di tangannya.

    Singkat cerita teman saya dibawa oleh penduduk lokal yang melihat kejadian itu. Setelah itu diantara kami terjadi pro kontra antara melanjutkan perjalanan atau pulang karena khawatir dengan kondisi teman saya yang mengalami luka bakar. Akhirnya salah satu teman saya menghubungi pamannya agar bisa menjemput kami di Depan Kejaksaan Bangli .

    tampang tegang menunggu jemputan.

    Jam 5 sore akhirnya kami dijemput dan kami langsung menuju Rs.Bangli tempat teman saya dirawat luka bakarnya agar tidak terjadi infeksi. Setelah itu kami berdiskusi tentang kelanjutan perjalanan ini. Teman saya yang mengalami luka bakar pun tetap bersikukuh untuk melanjutkan perjalanaan. Karena juga menurut saya seperti tantangan untuk melanjutkan perjalaan ini jadi saya pun setuju jika perjalanan dilanjutkan.

    Akhirnya kami tetap menuju gunung batur diantar oleh pickup milik paman teman saya tetapi kami kehilangan satu teman kami yang pamannya memiliki pickup yang kami naiki karena kondisi yang tidak memungkinkan.  Jadi personil untuk tracking kami berkurang jadi 8 orang termasuk saya. Jam 9 malam kami tiba disambut dinginnya malam di kaki gunung batur.

    Sesudah itu kami langsung menuju pos pendakian gunung Batur untuk melakukan pendataan sebagai pendaki disana. Sekedar informasi untuk biaya pendakiannya hanya dikenakan Rp.10,000 tapi jika ingin menggunakan porter itu akan dikenakan biaya lebih pastinya. Karena hari sudah malam kami bergegas untuk beristirahat di pondok yang ada disana agar bisa bangun pagi untuk pendakian.

    Dengan melawan rasa kantuk dan lelah kami bangun jam 3 pagi dengan suhu yang semakin dingin saat itu kami langsung bersiap-siap untuk melakukan pendakian. Setelah sembahyang untuk memohon keselamatan dan makan sedikit kami langsung pergi menyusuri hutan sebagai jalan awal pendakian di Gunung Batur . Dengan Catatan saat itu kami tidak menggunakan porter karena salah satu teman saya sudah pernah melakukan pendakian walaupun sedikit lupa serta prinsip berjalan selalu naik. Di sekiling hutan disana banyak terdapat kegiatan para pekerja yang bekerja untuk mencari pasir karena ini daerah gunung wajar jika tanah disini banyak mengandung pasir yang bisa dijadikan sumber penghasilan.

    30 menit kami menyusuri gelapnya hutan disana,kami mulai keluar dari area hutan dan akhirnya mulai tracking. Jalur pendakiannya disana sangat cocok bagi pemula karena tidak terlalu menanjak dan tidak terlalu tinggi. Sepanjang perjalanan banyak juga para pendaki lain yang merupakan wisatawan lokal maupun mancanegara yang bersamaan dengan kami melakukan pendakian ada yang berpasangan,ada yang sendiri dan pastinya ada yang berkelompok seperti kami.

    Tak terasa kaki ini terus melangkah dan pukul 04.30 sedikit lagi kami mencapai puncak. Namun kami sedikit beristirahat karena jalur pendakian ke puncak menjadi sedikit sulit karena yang kami injak bukan tanah lagi tetapi pasir ditambah dengan jalan menanjak semakin membuat kami tertantang mencapai puncak gunung batur. Tidak lupa kami selalu membantu teman kami yang menderita luka bakar agar lukanya tidak terbuka.

     menikmati terbitnya sang mentari.

    Akhirnya kami tiba di puncak pukul 05.00 pagi setelah melewati jalan pasir menanjak tersebut. Saat tiba dipuncak langit masih gelap dan kami memutuskan untuk beristirahat sambil menunggu sang mentari terbit.





    Perlahan-lahan matahari menunjukan dirinya menghangatkan tubuh yang kedingingan terkena tiupan angin gunung batur. Kami disuguhkan indahnya sunrise langsung dari puncak gunung Batur. Pemandangan dari puncak gunung batur sangat menakjubkan dibawahnya langsung terdapat indahnya danau batur yang terkena percikan sinar matahari pagi dan disebelahnya ada desa yang masih terselimuti oleh kabut yaitu desa pinggan Kintamani . Dan tidak ketinggalan tepat didepannya terdapat juga gunung abang yang mungkin tingginya terlihat sama seperti gunung batur.



    Memang benar semua kelelahan pada saat mendaki hilang seketika saat melihat indahnya pemandangan dari puncak gunung batur bercampur dengan dinginnya udara disana sampai tetesan keringat pun tak terasa keluar membasahi baju . Kami sangat bersyukur dan senang bisa melakukan pendakian dan sampai di puncak dengan selamat sentosa.


     suasana saat beristirahat.

    Pukul 9 kami turun dengan cepat karena turunnya itu sambil berlari. Ini juga pengalaman yang seru karena seperti kaki seperti tidak bisa berhenti karena jalan yang terus menurun.Kami sempat beristirahat di beberapa tempat sambil menikmati indahnya alam yang masih alami di hutan gunung Batur sambil menghilangkan lelah di perjalanan.Ahirnya pukul 10.00 kami tiba di pos 1 tempat kami semalam dan bersiap untuk pulang.

      "Take the First Step,no More,no Less,and the next will be revealed"
    - Ken Roberts -

    Sekian dulu pengalaman dari saya pelajaran yang bisa kita ambil adalah selalu siapkan barang-barang dan juga transportasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang terjadi. Khususnya untuk kegiatan seperti mendaki ingatlah membawa air dan makanan secukupnya untuk diperjalanan karena sangat berguna untuk mengisi kembali tenaga saat beristirahat. Serta selalu ingat sembahyang untuk memohon keselamatan kepada Tuhan.


    Sekian arkitel kali ini semoga bermanfaat J
    Continue Reading
    Newer
    Stories

    About me

    Photo Profile
    Juliarta Arya College Student

    A Boy with Milions Dream and Based in Bali. Read More

    Follow Us

    • facebook
    • instagram

    Labels

    bali mountain tips travel

    recent posts

    Blog Archive

    • November 2017 (5)
    • Oktober 2017 (2)

    Most Popular

    • GUNUNG BATUR : PENGALAMAN PENDAKIAN PERTAMA
    • GUNUNG ABANG : GUNUNG MATI YANG EKSOTIS
    facebook instagram google plus

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top